Tuesday, August 11, 2009

Rouping: Panggilan Kesadaran Hati Untuk Pendidikan

Pendidikan mempunyai arti membebaskan atau memerdekakan manusia dari belenggu kebodohan, kesempitan dan kepicikan dalam membangun kemampuan seseorang. Adapun konsep pendidikan dalam islam adalah totalitas, mengkaji semua ayat-ayat Allah baik yang tertulis, yang wujud (faktual), maupun yang berupa sandi-sandi dengan menggerakkan semua instrument manusia untuk memahaminya. Dengan adanya pendidikan, manusia memiliki daya dan upaya untuk melangsungkan hidupnya secara terorganisir sehingga dapat menjadi bangsa yang cerdas, (Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang survive dalam menghadapi berbagai kesulitan). Untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan, sekolah memerlukan sekurang-kurangnya dua syarat yang tidak boleh tidak dipenuhi, pertama, penguasaan teori pendidikan modern, yaitu teori yang islami dan sesuai dengan perkembangan zaman. Kedua, ketersediaan dana yang cukup, (Dr. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, 2007, hal. 107), Sebagai seorang guru haruslah menguasai teori pendidikan dalam mendidik anak. Tapi tidak cukup dengan menguasainya saja melainkan juga harus dapat mengaplikasikan ke berbagai bentuk. Seperti, salah satu bentuk teori islami yaitu profesionalisme seorang guru. Dalam islam pekerjaan harus dilakukan secara professional, dalam arti harus dilakukan secara benar.

Profesionalisme Guru
Secara umum kita sering menganggap profesi itu hanya sebagai suatu pekerjaan. Padahal, profesi memiliki definisi sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjutan dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan yang bermanfaat, dalam aplikasinya menyangkut aspek-aspek yang lebih bersifat mental daripada yang bersifat manual work. Sedangkan profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Profesi itu sendiri ialah merupakan panggilan hidup dan keahlian seperti yang dikatakan oleh Waterink, "Guru yang profesional adalah guru yang sadar akan menjadi pendidik dan memiliki dasar utama yaitu, "Rouping" atau panggilan hati nurani".
Suatu bidang disebut profesi apabila memiliki ciri-ciri yakni "dedikasi" dan "keahlian". Menurut Mukhtar Luthfi dari Universitas Riau (Lihat Mimbar, cet. 3, 1984: 44), seseorang disebut memiliki profesi bila ia memenuhi kriteria sebagai berikut: 1) profesi harus mengandung keahlian, 2) profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu, 3) profesi untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri, 4) profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal, 5) profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan layanan. Dari kriteria-kriteria diatas jelaslah bahwa profesionalisme seorang guru tidak dapat dianggap remeh dalam proses peningkatan mutu pendidikan.
Proses belajar mengajar memiliki tujuan ideal yaitu agar bahan yang dipelajari dapat dikuasai sepenuhnya oleh murid. Hal seperti ini disebut dengan "mastery learning" atau belajar tuntas, artinya penguasaan penuh. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila guru mampu meninggalkan kurva normal sebagai patokan keberhasilan mengajar) Prof. Dr. S. Nasution, MA, Belajar dan Mengajar, 1995, Hal. 36), sebagaimana tugas guru yaitu menciptakan suasana dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar proses belajar dapat dilaksanakan dengan baik. Seorang guru hendaknya dapat memahami setiap perilaku siswa karena itu akan lebih memudahkan dalam proses mengajar, tetapi saat ini kebanyakan guru hanya memperhatikan materi pembelajaran yang cocok untuk diberikan kepada siswa bukan memikirkan bagaimana metode penyampaian yang tepat kepada siswa.
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Dr. Ahmad Tafsir dalam bukunya 'Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam', yaitu, jika ingin menguasai pemikiran manusia, kuasailah sekolah. Sebab karena inilah yang menjadi bahaya apabila orang islam menyekolahkan anaknya ke sekolahan katolik, begitu juga dengan sebaliknya. Dari sinilah guru harus benar-benar memahami peranannya sebagai seorang pendidik bukan sekedar sebagai pengajar, dengan adanya pendidikan di sekolah akan dapat mempermudah dalam proses mencerdaskan anak bangsa, oleh karena itu, untuk menjadi seorang guru haruslah cakap dan berkepribadian baik. Karena, jiwa seorang guru ketika mengajar sangatlah penting dalam proses pemberian materi terhadap siswa.
Dalam melakukan proses belajar mengajar haruslah dapat memilih pendidik yang profesional dan berkompeten. Guru yang berkompeten adalah guru yang mahir dalam bidangnya masing-masing. Untuk saat ini, yang dibutuhkan bukanlah guru-guru yang memiliki sertifikat banyak atau seorang sarjana, tetapi alangkah baiknya jika seorang guru itu paham akan profesinya sebagai guru dan benar-benar tahu apa yang harus ia lakukan sebagai guru dalam mendidik siswa yang sedang berkembang, yang mana diperlukan tenaga ahli yang dapat mengerti dan memahami tingkah laku siswa tersebut. Orang tua disebut juga sebagai guru, bahkan orang tua itulah yang harus lebih profesional dalam mendidik, orang tua harus dapat menanamkan jiwa yang baik dalam diri anak sejak pertama ia lahir hingga remaja. Seperti yang diungkapkan oleh Bijau, "Banyak ahli psikologi anak yang mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah, sekitar dua sampai lima tahun adalah salah satu tahapan yang penting", Periode itu adalah periode dimana diletakkan dasar struktur perilaku yang kompleks yang dibentuk dalam kehidupan seorang anak ini menandakan, sebelum seorang anak dibawa ke bangku sekolah orang tua harus lebih dulu mendidiknya guna menjadikan anak tersebut berpendidikan yang lebih baik.
Dalam peningkaan mutu suatu pendidikan, profesionalitas adalah yang utama. Sebab tanpa adanya profesionalitas, seorang pendidik akan asal dalam melakukan kewajibannyan sebagai guru. Adapun kualitas seorang anak didik bukanlah karena sekolah itu favorit atau telah terakreditasi, melainkan mutu suatu pendidikan dapat dicapai karena adanya guru yang professional atau cakap dalam mendidik anak. Kunci dari keprofesionalan guru adalah keikhlasan dalam mentransfer ilmu bukan karena ingin mencari materi atau popularitas semata, sebab ruh seorang pengajar itu lebih penting dari materi pelajaran dan guru itu sendiri.
Untuk itu, memilih guru yang profesional lebih penting dari pada guru yang memiliki gelar tapi tidak sanggup menerapkan profesionalitasnya. Untuk meningkatkan mutu pendidikan memerlukan penguasaan teori pendidikan yang modern serta sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Penguasaan teori menjadi sangat penting karena adanya metode-metode pembelajaran yang tidak membosankan, dengan begitu anak didik akan menikmati proses belajarnya, tentu tidak lepas dari penerapan profesionalisme seorang guru. Banyaknya sekolahan yang tidak berkembang mutunya adalah ketidak efektifannya dalam penerapan profesi guru. Jadi untuk meningkatkan mutu pendidikan yang terpenting adalah penerapan profesionalisme yang didasari oleh panggilan hati nurani (Rouping) di sekolah tersebut.

0 comments:

  ©Template by Dicas Blogger.